MUNGKIN banyak dari Anda yang tidak pernah lagi menemui ataupun mengonsumsi es puter. Es krim ala kuliner Nusantara itu belakangan memang langka keberadaannya. Untuk mengembalikan eksistensi es tersebut, yuk kreasikan kudapan ”berbasis” es puter.
Bangsa Belanda pulalah yang pertama kali membawa es krim ke Tanah Air. Hanya, tak seperti es krim ala Barat yang menggunakan bahan dasar susu, es krim ala Indonesia itu bahan dasarnya adalah santan yang harganya lebih ekonomis dibandingkan susu.
”Itulah bukti betapa kreatif bangsa kita ini. Berhubung dulu es krim dianggap mewah dan mahal, sementara orang kita tidak mampu membelinya, maka dibuatlah sesuatu yang mirip es krim, tapi menggunakan bahan-bahan asli Indonesia, seperti santan kelapa,” kata Chef Sandra Djohan dalam acara bertajuk Inspirasi Rasa Nusantara bersama Wall’s Dung Dung di Jakarta, belum lama ini.
Dulu, es krim hanya dikonsumsi di iced cream saloon yang ada di kotakota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Semarang, Surabaya, dan Medan. Yang mengonsumsinya pun kebanyakan orang Belanda dan sebagian kecil masyarakat pribumi. Oleh mereka yang kreatif, diciptakanlah es puter yang ”mirip” es krim dengan pilihan rasa sangat lokal, seperti kopyor, alpukat, kelapa, nangka, dan ketan hitam.
Berbeda bukan dengan es krim ala Barat yang kebanyakan mengambil cita rasa cokelat, vanila, dan stroberi? Es puter lantas dijajakan dengan cara dipikul atau dibawa menggunakan gerobak dari kampung ke kampung. Oleh penjualnya, es ini dijajakan dengan cara memukul gol kecil hingga menghasilkan bunyi ”dung,dung, dung”. Nah, inilah yang menjadi awal mula terciptanya nama lain es puter, yakni es dung dung.
Sekitar dua dekade silam, kita mungkin masih bisa dengan mudah menemukan penjual es dung dung ini lewat di depan rumah. Tapi, kalau sekarang, rasanya sudah jarang ya? Jika pun ada, kebanyakan hanya tersedia di pesta atau resepsi yang bersifat kedaerahan.
Bisa dimaklumi sebetulnya kalau jenis es ini semakin langka keberadaannya. Selain sudah tergeser oleh es krim ala Barat yang lezat dan ”bergengsi”, pembuatan es dung dung alias es puter ternyata juga tidak mudah lho. Butuh ketelatenan dan waktu pembuatan yang tidak sebentar.
”Waktu yang dibutuhkan untuk membuat es ini bisa mencapai delapan jam,” imbuh Chef Sandra.
Bayangkan, selama itu si pembuat es puter harus terus memutar adonan esnya yang sudah ditaruh di dalam termos ataupun ember dengan kecepatan tinggi. Pasti melelahkan. Tapi, beruntung, sekarang zaman sudah modern dan proses pembuatan es seperti ini bisa menggunakan mesin. Tak lagi manual, terlebih bila bisnis es puter alias es dung dung ini sudah masuk ke ranah industri.Tentu pembuatannya menjadi lebih modern.
Lantas, apa yang dapat dikreasikan dengan es puter? Chef Sandra mengatakan, karena bahan dasarnya adalah santan, es ini bisa sangat cocok bila dipadukan dengan bahan- bahan dasar lain yang khas Indonesia, semisal serabi, lumpia, atau ketan hitam.
”Selama ini,es dung dung dikenal dengan penyajiannya yang khas, menggunakan cone atau roti tawar. Namun, sebenarnya rasa dasar santan yang gurih membuat es ini juga cocok dipadukan dengan bahan-bahan khas Indonesia lainnya dan menjadi sajian penutup yang luar biasa,” kata chef muda yang memiliki kecintaan terhadap kuliner Nusantara itu.
Nah, kalau Anda ingin membuat sendiri es puter ini di rumah, bisa menyimak resep yang SINDO berikan. Tapi, kalau mau membeli yang sudah jadi di toko juga boleh. Tinggal Anda buat saja padanannya, boleh lumpia ataupun pancake ala Solo alias serabi.
0 komentar:
Posting Komentar